Dalam pengoperasian gedung bertingkat, rumah sakit, pusat data, maupun pabrik, chiller adalah komponen utama dalam sistem pendingin. Namun, meskipun dirancang untuk bekerja nonstop dalam waktu lama, chiller tetap bisa mengalami masalah, baik karena usia pakai, kondisi lingkungan, maupun kesalahan pengoperasian. Yang jadi tantangan adalah, ketika chiller bermasalah, dampaknya langsung terasa seperti suhu ruangan naik, produksi terganggu, bahkan bisa memicu alarm sistem.
Berikut ini beberapa masalah umum yang sering kami temui di lapangan, lengkap dengan langkah troubleshooting cepat yang bisa dilakukan sebelum memanggil teknisi.
1. Chiller Tidak Menyala
Masalah ini sering terjadi dan bisa disebabkan oleh beberapa faktor:
- Sumber daya listrik bermasalah: Periksa MCB dan pastikan tidak trip.
- Sinyal interlock dari BMS (Building Management System): Kadang BMS mengunci operasi chiller karena faktor lain seperti suhu ruangan terlalu rendah atau alarm dari sistem lain.
- Tegangan suplai tidak stabil: Gunakan voltmeter untuk memastikan input listrik sesuai spesifikasi unit.
Solusi cepat:
- Reset unit dari panel kontrol chiller.
- Pastikan semua valve terbuka dan tidak ada alarm dari sistem lain.
- Jika tetap tidak menyala, cek histori alarm pada panel atau HMI.
2. Suhu Air Terlalu Tinggi
Jika suhu air pendingin tidak sesuai target, ini bisa mengindikasikan:
- Kondensor kotor: Banyak kasus di mana debu atau kerak memperlambat proses pelepasan panas.
- Flow air tidak mencukupi: Bisa karena pompa bermasalah atau valve yang tertutup sebagian.
- Unit bekerja di luar kapasitas: Misalnya saat beban gedung meningkat drastis karena cuaca atau jumlah pengguna.
Solusi cepat:
- Bersihkan kondensor, terutama pada sistem air-cooled.
- Cek aliran air chilled dan pastikan tidak ada sumbatan.
- Kurangi beban ruangan jika memungkinkan, misalnya dengan menaikkan suhu AC indoor.
3. Chiller Sering Trip atau Overload
Chiller yang terlalu sering trip menandakan ada ketidakseimbangan antara beban kerja dan kondisi mesin.
- Tekanan refrigeran tidak stabil
- Sensor suhu atau tekanan rusak
- Arus listrik terlalu tinggi akibat beban motor kompresor berat
Solusi cepat:
- Pastikan sirkulasi air berjalan normal.
- Cek tekanan refrigeran melalui panel kontrol, bandingkan dengan nilai standar.
- Bersihkan filter refrigerant dan pastikan tidak ada kebocoran.
4. Kebocoran Air atau Refrigeran
Tetesan air di area sekitar chiller bisa berasal dari kondensasi, pipa yang bocor, atau bahkan tangki ekspansi yang bermasalah. Sedangkan kebocoran refrigeran akan menurunkan performa pendinginan secara drastis.
Solusi cepat:
- Deteksi lokasi kebocoran secara visual atau gunakan alat leak detector.
- Periksa sambungan pipa dan fitting.
- Segera catat dan laporkan ke teknisi jika kebocoran berasal dari sistem refrigerasi.
5. Suara Bising atau Getaran Tidak Normal
Suara mendengung, berdecit, atau getaran berlebih sering kali jadi penanda awal kerusakan komponen mekanik.
Solusi cepat:
- Cek posisi baut dan bracket penopang.
- Pastikan tidak ada komponen yang longgar.
- Dengarkan apakah suara berasal dari kompresor, kipas, atau pompa.
Kesimpulan
Masalah pada chiller tidak selalu berarti kerusakan besar. Dengan pendekatan troubleshooting yang sistematis dan respons cepat dari tim operasional, banyak masalah bisa diselesaikan tanpa harus menghentikan seluruh sistem. Namun jika gejala tetap berulang atau memburuk, ada baiknya segera hubungi teknisi berpengalaman. Tim PT. Delta Sinergi Sekawan siap membantu Anda mengevaluasi dan menangani mesin chiller secara profesional.